Ini adalah foto kelinci saya tersayang, sekarang udah almarhum. Namanya Josh, dan ia meninggal tahun baru lalu di usia 6,5 tahun. Foto ini sebenarnya dibuat ujian final fotografi saya-meski akhirnya, yang saya kumpulkan foto lain. Saat menjalani mata kuliah ini, saya merasa kalau memotret hewan lebih menyenangkan daripada memotret manusia. Capeknya dua kali lipat, tapi itu semua nggak masalah. Sekarang, setelah Josh udah nggak ada, foto ini selalu membuat saya terkenang akan sahabat keluarga yang satu ini dan betapa banyak peristiwa yang kita lalui bersama.

Goodbye, Josh....

Geliat Suap di Kompleks Perumahan

Tradisi Bertahun-tahun yang Sudah Dianggap Hal Biasa oleh Warga

Oleh Olivia Elena Hakim

Ingatkah Anda akan masa-masa ketika kompleks perumahan masih berisi rumah tinggal dan bukan tempat usaha? Beberapa tahun belakangan lingkungan tempat tinggal sudah banyak yang dirombak menjadi ruang usaha-bengkel, salon, warnet, kafe, dan tempat menggelar dagangan. Meskipun hal ini merupakan pelanggaran terhadap perda DKI, toh para pelaku usaha tetap melanggang dengan mudahnya. Mungkin ini adalah cerita lama bagi lingkungan rumah Anda sendiri.


Melihat kusutnya tata ruang kota Jakarta, Sepertinya perda no. 7 tahun 1991 tentang Bangunan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang terang-terangan melarang penggunaan rumah tempat tinggal untuk kantor atau tempat usaha (terutama pasalnya yang ke 5 dan 27) hanya menjadi angin lalu.

Celakanya, dari semua responden yang diwawancarai, ternyata hanya satu orang yang mengetahui adanya perda itu (dan satu orang itu pun tetap membuka kantor di rumahnya).

Bukannya pemda tidak mensosialisasikan perda ini sama sekali-di sejumlah pemukiman, terdapat reklame cukup besar yang berisi peringatan akan perda tersebut. Bahkan jika kita masih ingat dengan kasus

Pondok Indah beberapa waktu yang lalu, Dewan Kelurahan sampai memasang spanduk-spanduk mencolok sebesar enam meter dan papan peringatan bertuliskan "Peliharalah Lingkungan Perumahan. Rumah Dilarang Dijadikan Tempat Usaha". Tidak berhenti sampai kelurahan, pengurus RW pun ikut berinisiatif membuat spanduk sejenis. Sutiyoso, Gubernur DKI yang menjabat waktu itu pun turut angkat bicara "Kalau namanya permukiman, ya tidak boleh digunakan sebagai tempat usaha."

Bagaimana pendapat para pelaku usaha di kompleks perumahan mengenai perda ini?

”Saya tidak mampu membiayai tempat usaha yang lain.”

”Saya ini janda yang harus membesarkan anak saya, ya saya bisanya ini....”

”Wah, nggak ada tempat lain.”

”Ah, biarin aja.”

Mungkin ’biarin aja’ memang menjadi kata yang tepat.

Toh, usaha mereka tetap berjalan, ada maupun tidak ada perda. Mereka-mereka yang membuka usaha atau kantornya di kompleks perumahan pun seakan tak pernah ’tersentuh’ oleh pemda.

Benarkah itu?

KUHP

Siang itu, sebuah mobil itu tampak berjalan lambat-lambat di sebuah kompleks perumahan di Kapuk Raya, Cengkareng. Jelas sekali ia sedang mencari-cari alamat. Ia pun berhenti di

Pemukiman alih fungsi yang menjadi bengkel motor di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

depan sebuah rumah tinggal yang dijadikan tempat usaha kue kering. Sekitar tiga-empat orang berpakaian safari turun dan masuk ke dalam-tak lama mereka kembali ke mobilnya tanpa membawa kue kering sedikit pun. Mobil itu pun berlalu.

”Mereka adalah orang-orang yang mau meninjau untuk mengurus ijin usaha.” ujar Mira (50 tahun), pemilik rumah tersebut.

”Saya bayar mereka...beberapa ratus ribu,lah.” lanjutnya.

Lain dengan kisah Mira yang hanya sekali itu didatangi oknum, Dodo (60 tahun), yang membuka toko kelontong “Srikandi” di rumahnya di Kelapa Gading berkata bahwa tiap satu bulan sekali pasti ia didatangi oknum yang ‘meminta’ uang.

“Orangnya selalu sama, itu-itu saja.” ujarnya. Namun ketika ditanya berapa jumlah yang ia berikan, Pak Dodo enggan memberikan jawaban.

Ada juga Anton Hakim (56 tahun), seorang pemborong bangunan dan supplier peralatan kantor yang mem-permak bagian samping rumahnya di Kelapa Gading menjadi kantor; tempat ia menjalankan bisnis sehari-hari. Ijin bangunannya? Tentu saja rumah tinggal. Bagaimana bisa?

”KUHP.”

”Apa itu?”

Anton Hakim tampak geli. ”Kasih uang habis perkara.”

Ia menuturkan, perijinan kantornya yang akan dibuka di rumah dapat dikabulkan dengan mulus setelah membayarkan uang sejumlah Rp 500.000,- ke petugas dinas tata kota.

Sejak itu pun petugas pemda tidak pernah ada yang mengusik-usik status bangunannya.

Lebih lanjut, Anton Hakim menunjukkan sertifikat Surat Keterangan Domisili Perusahaannya.

Dalam sertifikat itu, status peruntukkan bangunannya tampak sengaja dikosongkan oleh petugas kelurahan.

”Ya, kalau diisi kan melanggar peraturan...”

Dangdutan di Taman

Masih di kisaran Kelapa Gading, sore itu saya bertemu dengan ketua RT setempat yang enggan disebutkan namanya.

”Sebenarnya, dinas tata kota kita membagi daerah-daerah di Jakarta ke dalam tiga kelompok: kelompok permukiman, kelompok dagang/usaha/kantor, dan kelompok fasum-fasos (fasilitas umum/sosila seperti:posyandu, puskesmas, taman terbuka, dll). Pada dasarnya, tanah yang memang sudah diperuntukkan untuk permukiman atau fasum/fasos, tidak boleh digunakan untuk kegiatan lain-semua sudah ada tempatnya.”

Lebih lanjut lagi, ketua RT menunjukkan taman warga yang terletak di dekat jalan utama.

Malam itu, taman yang biasa menjadi arena bermain anak-anak di siang hari telah dipenuhi oleh jajaran warung tenda dan gerobak kaki lima yang bising ditingkahi musik dangdut.

”Beginilah keadaannya selama bertahun-tahun. Mereka bebas menggelar dagangannya, tanpa takut akan ditertibkan,” ujarnya.

”Setiap sebulan sekali, semua pedagang ini membayar orang kecamatan dan ketua RW agar usahanya bisa terus berjalan mulus” sambung ketua RT dengan separuh berbisik.

Rahmat (40 tahun), pemilik salah satu warung tenda di sana mengakui, ”Beginilah usaha di Jakarta...kalau situasi mengharuskan kita bayar, ya kita bayar.”

Ditertibkan P2B

”Membuat tempat usaha atau kantor di rumah sama sekali tidak boleh!” tegas Rohendi (53 tahun), seorang staf pengawas dari dinas P2B (Penataan dan Pengawas Bangunan) saat dihubungi di kantornya yang terletak di kecamatan Kebayoran Lama. Dia sendiri sering bertugas turun ke lapangan untuk menindak bangunan-bangunan yang ’nakal’ seperti itu.

”Jika staf kami menemui hal seperti itu pasti akan kami laporkan ke atasan dan pemilik bangunan itu sendiri akan kami beri surat peringatan.”

Saat disinggung mengenai isu pemberian sejumlah uang, ia pun berkata ”Saya tidak mau berkomentar mengenai hal itu-yang jelas, saat ini staf kami sedang berkonsentrasi menertibkan bangunan semacam itu.”

”Apa betul orang itu memang oknum dari pemda atau kecamatan? Bisa saja mereka sengaja menyamar untuk melakukan pungutan liar.”

Berkembang Terus

Ah, bicara soal suap.

Ternyata suap bukanlah hal yang terjadi di ’atas’ sana; proyek-proyek besar, pejabat tinggi dan pengusaha raksasa.

Suap itu ada di sini-mungkin di sebelah rumah Anda atau di depan mata anak Anda.

Keeseokan harinya saya bertemu dengan Melinda Liong (50 tahun), seorang ibu rumah tangga yang berencana merombak halaman samping rumahnya untuk tempat berjualan roti.

”Memang ini melanggar peraturan...tapi ini Jakarta, Dik. Di sini orang meludah dan buang sampah sembarangan. Di sini orang menyeberang jalan dan nyetop angkot seenaknya. Apa sih, yang nggak boleh di sini?”

Hmmm...terdengar seperti pekerjaan rumah untuk gubernur baru kita!

Waktu ngerjain proposal media relations ini, saya sering ketawa-ketawa sendiri. Selain karena memang tidak waras, ada hal lain yang bikin saya ketawa. Saya inget kakak saya. Dia pernah menjadi wartawan untuk sebuah majalah nasional, dan dia sering cerita macam-macam soal kerjaannya. Dari ceritanya, ada satu jenis manusia yang paling dibenci sama wartawan: staf Public Relations yang bermanis-manis basa-basi butuh. Siapa nyangka saya, adik satu-satunya, malah berkhianat dan masuk sekolah PR-meski nggak masuk jurusan PR, sih.
Lucunya, saya sering dapet mata kuliah yang berkaitan dengan PR, dan saat ngerjain tugas, kakak saya sering cerita apa yang ia alami sebenarnya. Lucu juga bisa dua pandangan: pandangan dosen dan pandangan kakak saya. Saya belum tahu akan menjerumuskan diri ke pihak mana setelah lulus nanti.
:D

A. Latar Belakang Masalah
Kebiasaan menghisap tembakau telah dilakukan para suku Indian asli Amerika sejak 2000 tahun yang lalu. Kunjungan Christopher Colombus ke tanah mereka pada tahun 1492 menjadi awal penyebaran tembakau ke seluruh dunia. Kru kapal Colombus membawa tanaman itu ke berbagai tempat dan terutama Eropa. Uniknya, semula mereka mengira mengisap tembakau yang dilinting itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti migrain dan asma.
Sedangkan, rokok modern seperti yang kita kenal saat ini ternyata ditemukan pada tahun 1614 oleh para gembel di Seville, Spanyol. Mereka tinggal di sekitar perkebunan tembakau yang digunakan untuk industri cerutu. Para gembel itu lantas memunguti sisa-sisa tembakau dan menggulungnya dalam kertas.
Ironisnya, dari sejarah panjang pengisapan tembakau selama ratusan tahun, ternyata baru pada tahun 1940 seorang dokter di Eropa mengenali kandungan rokok yang beracun. Padahal ketika itu merokok untuk kesenangan sudah menjadi hal yang umum. Maka tidak mengherankan jika sampai saat ini, masih banyak orang merokok meskipun berbagai peringatan telah disuarakan. Merokok sudah menjadi budaya, dan industri telah menciptakan image tertentu pada rokok yang seakan menutupi efek berbahaya dari produk mereka. Bahkan, baru pada akhir 1999 raksasa industri Phillip Morris mengakui adanya zat-zat adiktif berbahaya dalam rokok.
Kini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 1,1 miliar jiwa penduduk dunia merokok atau 1/3 penduduk dunia usia 15 tahun ke atas telah merokok, sedangkan kerugian akibat merokok mencapai 200 miliar dollar AS atau sekitar 100 miliar dollar AS diderita penduduk negara dunia ketiga.
Patut kita tahu juga, sekitar 100 juta orang telah meninggal akibat rokok pada abad 20. Jika tren ini terus berjalan, maka hampir dapat dipastikan pada abad ke-21, satu miliar orang akan tewas akibat rokok. Per tahunnya saja, 4,9 juta orang mati sia-sia. Mengikuti perhitungan Badan Proteksi Lingkungan (EPA) Amerika Serikat, tercatat secara global rokok membunuh satu orang setiap sepuluh detik.
Badan yang sama juga telah memastikan
bahwa asap rokok memuat 4.000 senyawa kimia, 200 di antaranya toksik (beracun), 43 di antaranya pemicu kanker
WHO pun memperkirakan bahwa pada 2020 penyakit berkaitan dengan rokok akan menjadi masalah kesehatan utama di banyak negara, bahkan kebiasaan merokok dianggap menjadi entry point pada penyalahgunaan narkotik.
Rokok dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit, di antaranya tekanan darah tinggi. Merokok sendiri diketahui dapat merusak paru-paru dan menyebabkan penyakit yang disebut dengan emfisema, yakni membengkaknya ukuran paru-paru karena rusaknya jaringan alveoli-alveoli yang terdapat di dalam paru-paru. Rokok pun
mengakibatkan 25 jenis penyakit, antara lain kanker paru dan tenggorokan, jantung, pneumonia fatal serta hipertensi.
Jika dibandingkan, akibat efek racun dalam rokok membuat para pengisap memiliki resiko yang berlipat ganda dibanding mereka yang bukan perokok. Skalanya adalah sebagai berikut:

  • 14x lipat resiko menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
  • 4x lipat resiko menderita kanker esophagus
  • 2x lipat resiko kanker kandung kemih
  • 2x lipat resiko serangan jantung

Dalam sebatang rokok sendiri, racun-racun utamanya adalah:

  • Tar (substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru)
  • Nikotin (zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan).

· Karbon monoksida (zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Zat ini biasa dipakai untuk cairan pembersih lantai).

Bagaimana keadaannya di Indonesia? Sebuah riset yang diumumkan di majalah Time edisi April 2008 mengukuhkan Indonesia sebagai negara dengan perokok terbanyak ketiga di dunia. Riset lain bahkan menunjukkan Tanah Air kita sebagai juara merokok nomor satu di Asia Tenggara.Staf Ahli Menkeskesos dr Muharso, SKM mengatakan, jumlah perokok dari kaum pria Indonesia mencapai 52,9 persen, sedang wanita perokok mencapai 3,6 persen. Di Indonesia, ada 215 miliar batang rokok habis dikonsumsi tiap tahunnya, sementara itu, di Rumah Sakit Kanker Dharmais tercatat 794 kasus penyakit kanker paru, semuanya disebabkan karena rokok.Lebih celaka lagi, secara makro biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk konsumsi rokok jauh lebih besar dibandingkan anggaran kesehatan per kapita. Dalam sepuluh tahun terakhir, konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia. Yang lebih menyedihkan lagi, 60% di antara perokok adalah kelompok berpenghasilan rendah (Susenas 1995 dan 2001). Tingginya konsumsi merokok dipercaya bakal menimbulkan implikasi negatif yang sangat luas, tidak saja terhadap kualitas kesehatan, tetapi juga menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi.Padahal, tingkat konsumsi rokok pada bangsa-bangsa lain sedang mengalami penurunan menurut statistik karena adanya kesadaran akan kesehatan. Namun sebaliknya, angka konsumsi rokok di Indonesia menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun.

Bagaimanapun, sejauh ini industri rokok masih salah satu industri terbesar didunia, ini disebabkan karena setiap hari jumlah orang yang mengkomsumsinya begitu banyak. Hal ini menjadikan industri rokok semakin berkembang. Banyak perusahaan rokok yang
mengeluarkan jenis rokok baru agar semakin diminati dan menganggarkan dana
yang besar. Produk rokok di Amerika merupakan salah satu diantara produk yang
paling sering diiklankan dan dipromosikan. Pada tahun 1994, sebuah perusahaan
rokok diestimasikan menghabiskan sekitar $ 5 juta dolar lebih $ 13 juta dolar per
hari hanya untuk mengiklankan dan mempromosikan produk rokok.
Di Amerika rokok juga tetap menjadi penyebab utama kematian paling utama
bagi masyarakatnya, menyebabkan 400.000 kematian setiap tahun dan
menghasilkan lebih dari $ 50 milliar hanya untuk biaya kesehatan setiap tahun.
Berdasarkan keterangan diatas sudah bisa dibayangkan berapa besar pengaruh
rokok merambah disemua lapisan masyarakat, kaya atau miskin, tua atau muda,
mulai dari orang dewasa hingga generasi muda dan pelajar.
Padahal didalam bisnis rokok yang sebenarnya rokok diciptakan hanya untuk
kalangan dewasa yang memilih untuk merokok. Tetapi didalam realitas
sesungguhnya rokok tidak hanya digemari oleh kalangan dewasa tetapi juga oleh
kalangan remaja bahkan anak-anak. Yang lebih memprihatinkan para remaja ini
dapat secara cepat menjadi tergantung kepada rokok, dan mereka akan semakin
menyukai rokok disebabkan karena beberapa sebab dibawah ini :
1. Orang tua mereka merokok.
2. Mereka mempunyai saudara yang merokok.
3. Orang tua mereka tidak memperingatkan mereka akan bahaya rokok.
4. Teman yang merokok.
Lingkungan sebenarnya sangat berpengaruh terhadap keputusan seseorang untuk
merokok, faktor- faktor yang menyebabkan remaja untuk merokok lebih
dipengaruhi oleh anggapan apabila mereka merokok :

1.Mereka akan terlihat dewasa.
2. Menunjukkan bahwa mereka lebih independen.
3. Mereka akan cepat bersosialisasi.
4. Menyesuaikan diri dengan teman-teman perokoknya.
5. Meningkatkan rasa percaya diri mereka.

WHO melalui proyeknya yang diberi nama TFI (Tobacco Free Initiative)
menemukan bahwa permasalahan rokok menyebabkan 4 juta orang meninggal setiap tahun, 4 dari 10 perokok meninggal dunia karena ketagihan mereka pada rokok, satu dekade mendatang rokok akan membunuh 500 juta orang, jumlah tersebut berarti 9 % dari populasi orang didunia dan itu berarti 1 dari 10 orang yang hidup didunia saat ini akan meninggal karena rokok. Data ini juga menyebutkan jumlah tersebut termasuk kalangan dewasa serta remaja.
Sebanyak 80 % dari perokok dewasa mulai merokok sebelum umur 18. Setiap hari, hampir 3000 remaja dibawah umur 18 menjadi perokok aktif. Setiap tahun, merokok membunuh lebih banyak orang daripada AIDS, alkohol, kecanduan obat-obatan, kecelakaan mobil, pembunuhan, bunuh diri, atau kebakaran.

Beberapa fakta lain dari penelitian mengenai ketergantungan remaja pada rokok
dapat diketahui bahwa :
1. Lebih dari 5 juta remaja dibawah usia 18 tahun akan mempercepat
kematian mereka akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok
2. Perokok berusia 18 tahun akan mempunyai paru-paru yang sama dengan
perokok berusia 50 tahun.
3. Pada tahun 1991 remaja perokok mengkomsumsi rata-rata 28.3 juta rokok
tiap hari (berarti 516 juta pak tiap tahun).
Selama periode yang sama ini, diestimasikan 225 juta pak rokok dijual secara illegal ke remaja-remaja
dibawah usia 18 tahun tersebut
4. Masalah merokok pada usia dini biasanya merupakan peringatan untuk
berbagai masalah yang akan terjadi pada masa mendatang. Remaja yang
merokok, akan 3 kali lebih besar kemungkinan mengkomsumsi minuman
beralkohol, 8 kali kemungkinan mengkomsumsi marijuana, 22 kali
kemungkinan menkomsumsi kokain daripada remaja yang tidak merokok.
Merokok juga seringkali dikaitkan dengan serangkaian tingkah laku resiko
tinggi, termasuk perkelahian dan melakukan seks bebas

Masalahnya, saat ini sekitar 13,2 persen dari remaja Indonesia usia (15-19 tahun) telah menjadi perokok aktif, sehingga jika tidak dicegah melalui kampanye bahaya merokok bagi kesehatan, akan bertambah jumlahnya.

Industri rokok memang banyak melakukan promosi melalui kegiatan remaja (contoh: mensponsori konser musik, pentas seni, dll) karena mereka percaya secara tidak langsung dapat mendorong kaum muda untuk bereksperimen dengan tembakau dan mencoba merokok. "Remaja hari ini adalah calon pelanggan tetap hari esok,” demikian tulis sebuah produsen rokok internasional sebagaimana dikutip jurnal WHO.
Sebetulnya, Peraturan Pemerintah (PP) No. 19/2003 telah melarang pembagian produk contoh secara gratis. Namun fakta di lapangan, pembagian kupon diskon dan penjualan rokok batangan masih sering terjadi.
Tentu ini memperbesar akses remaja dan anak terhadap rokok, apalagi hingga kini tak sedikit media cetak atau elektronik yang masih enggan mempromosikan pesan-pesan pengendalian tembakau karena khawatir akan kehilangan pendapatan dari iklan rokok. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan pemberian informasi akurat bagi konsumen.
Permasalahan menjadi kian mengkhawatirkan tatkala barang ini dari tahun ke tahun semakin mudah diakses anak-anak. Survei yang dilakukan Universitas Padjadjaran (1978) melaporkan usia pertama kali merokok pada anak kala itu adalah 12 tahun.
fakta baru bahwa angka 12 itu telah bergerak ke angka delapan tahun. Terbaru, penelitian yang dilakukan bersama antara Universitas Andalas, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Padjajaran, usia anak pertama kali merokok telah menyentuh angka tujuh tahun.
Di Indonesia, perusahaan rokok besar berlomba-lomba memberikan sponsor pada kegiatan olahraga, acara remaja, dan konser musik. Dalam promosinya, rokok diasosiasikan dengan keberhasilan dan kebahagiaan. Peningkatan drastis konsumsi tembakau para remaja terjadi pada 2001 yang mencapai 24,2% dari semula 13,7% pada 1995. Persentase peningkatan itu terjadi pada remaja laki-laki 15-19 tahun yang kemudian menjadi perokok tetap.

B. Tujuan Aktivitas Media Relations

Mengingat semua permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka Komite Anti Rokok Indonesia memfokuskan perhatiannya pada remaja dan pemuda Indonesia, usia 12-21 tahun, dengan tujuan umum mencegah dan mengurangi jumlah perokok usia muda.
Secara garis besarnya, tujuan aktivitas komite ini terbagi empat:

· To inform
Menginformasikan bahaya rokok kepada kaum muda

· To create awareness
Meningkatkan keasadaran kaum muda akan kandungan racun dalam rokok

· To educate
Mengedukasi kaum muda mengenai bahaya merokok

· To persuade
Mempersuasi kaum muda untuk tidak mengonsumsi rokok


Maka, langkah-langkah yang ditempuh agar tujuan itu terpenuhi antara lain dengan:

· Menyebarluaskan informasi mengenai bahaya merokok terutama di usia muda

· Menarik perhatin kaum muda terhadap pesan kampanye komite

· Memastikan pesan kampanye dipahami oleh target audience

· Mendorong munculnya keinginan dan sikap nyata dari kamu muda untuk menjauhi rokok

· Membuat kampanye anti rokok yang merata di seluruh kota-kota besar Indonesia

· Meningkatkan kesadaran kaum muda akan nilai-nilai kesehatan dan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini

· Mematahkan image-image yang dipropagandakan oleh para pelaku industri rokok dalam menjaring konsumen muda

· Bekerjasama dengan instansi terkait dan pihak otoritas untuk mendorong dibuatnya peraturan-peraturan pembatasan industri rokok untuk pemuda

· Bekerjasama dengan pihak depdiknas untuk memasukkan materi bahaya rokok ke dalam kurikulum pendidikan

· Bekerjasama dengan pihak sekolah untuk menjadikan lingkungan sekolah bebas rokok

Untuk itu, Komite Anti Rokok Indonesia melakukan berbagai aktivitas, dan diantaranya adalah aktivitas media relations yang sangat krusial demi tercapainya efektifitas dalam semua program yang telah dicanangkan. Segala aktivitas media relations adalah kegiatan yang melibatkan pihak media, baik yang langsung berkaitan dengan materi kampanye komite maupun yang tidak berkaitan secara langsung. Target yang ingin dicapai melalui semua aktivitas media relations yang akan dilakukan dari Oktober-Desember 2008 ini adalah:

· Agar Komite anti Rokok Indonesia dikenal oleh media

· Mendapat perhatin media atas pesan kampanya dari komite

· Mendapat peliputan media yang menyeluruh, terutama media yang sesuai dengan target audience komite

· Menjalin hubungan baik dengan media, dan dengan itu mendapat dukungan dari pihak media untuk mencapai tujuan komite

D. Aktivitas Media Relation

  1. Media Gathering

Untuk menjalin tali silaturahmi dengan rekan media, maka minggu pertama di bulan Oktober, tepat setelah libur Lebaran berlalu, Komite Anti Rokok Indonesia membuat acara halal bihalal.
Lokasi : Hotel Nikko, Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat
Tanggal: Jumat, 5 Oktober 2008
Waktu : Pk 11.30-13.00
Peserta : Semua staf dan volunteer Komite Anti Rokok Indonesia bersama
sekitar 100 wartawan media cetak dan elektronik yang telah tercatat
sebagai rekan komite.
Acara : Pidato oleh Direktur Bpk. Charistheo Wahono dan makan siang bersama.

  1. Media Briefing

Komite anti rokok Indonesia bekerja sama dengan Unilever, khususnya untuk produk pasta gigi Close-up.

Komite anti rokok memilih Close-up umtuk diajak bekerja sama karena Close-up sesuai dengan target audience, yaitu kalangan remaja.

Bentuk kerja sama yang dilakukan berupa penyebaran promosi kampanye anti rokok; yaitu pada setiap kemasan odol Close-up akan diberikan gelang yang bertuliskan kampanye anti rokok dan juga Rp.500,- dari setiap pembelian odol Close Up akan disumbangkan kepada pasien kanker paru-paru kurang mampu di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Lokasi : Kantor Pusat PT Unilever
Tanggal:Jumat, 14 Oktober 2008
Waktu : Pk. 12.30-14.30
Peserta : Direktur Komite Anti Rokok Indonesia Bpk.Charistheo Wahono,
Manajer Kehumasan Komite Anti Rokok Indonesia Agustina Sekarsari
Direktur PT Unilever Bpk.Teddy Gunawan
Manajer Pemasaran PT Unilever Bpk. Robby Chandra
Wartawan harian dan TV
Agenda: Makan siang bersama, pidato dari kedua pihak, presentasi company
profile dan penandatanganan MOU.

  1. Media visit

Untuk media visit, Komite Anti Rokok Indonesia melakukan roadshow ke media-media lokal (stasiun radio dan media cetak) yang ada di berbagai kota di Indonesia. Media visit yang kami lakukan ini adalah untuk mengajak para media agar turut bekerja sama dalam program anti rokok ini dengan menyiarkannya di radio atau memuatnya di dalam majalah atau koran yang mereka cetak.
Lokasi: Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Manado
Lampung, Yogyakarta, Solo, Bali, Palembang, Aceh, Madura, Pontianak

Tanggal:21-28 Oktober 2008

Peserta : Semua staf dan volunteer Konite anti Rokok yang dikirim ke berbagai
kota
Agenda: Menyebarkan kampanye anti rokok melalui corong radio-radio anak
muda lokal dan juga media cetaknya, sekaligus sounding mengenai
event komite yang akan diadakan pertengahan November di Jakarta.

  1. Media conference

Dalam media conference komite kami akan me-launching website yang sudah kami buat dan kami juga akan memberitahukan kepada media tentang event apa saja yang akan kami laksanakan dan acara apa saja yang ada di dalamnya.

Dalam event yang akan kami adakan kami akan mengundang bintang muda Herjunot Ali,dimana Junot ini juga adalah duta komite anti rokok.
Maka, konferensi pers yang kami adakan bertujuan untuk menjelaskan pada wartawan perihal event yang akan diadakan pada hari yang sama tersebut.
Lokasi : Museum Nasional, Jl. Medan Merdeka Barat

Tanggal: Jumat, 21 November 2008
Waktu : Pk 09.00-10.00
Peserta: Staf humas komite, Herjunot Ali, semua rekan media komite, termasuk
cetak (koran dan majalah), radio dan TV.

  1. Media release

Pada momen yang sama, Komite Anti Rokok Indonesia membagikan press release dan video new release (VNR) ke media dimana press release dan video new release ini berisi tentang event dan profil dari komite anti rokok kami ini.

  1. Event
    Event besar ini diadakan persis pada hari ulang tahun Komite Anti Rokok Indonesia yang ke-7, dengan acara utama aksi kampanye damai, peluncuran situs anti rokok interaktif dan pelantikan duta anti rokok Indonesia.
    Tanggal: Jumat, 21 November 2008
    Lokasi: Museum Nasional, Monumen Nasional, Bunderan HI, Hotel Nikko
    Peserta: 1000 volunteer komite, semua staf komite, semua rekan media komite

Jadual:

09.00-10.00 Konferensi pers
10.00-12.30 Long March ke Bunderan HI, membagikan materi kampanye
13.00-14.00 Makan siang di Hotel Nikko
14.00-15.00 Peresmian situs interaktif komite, pelantikan Herjunot Ali dan
testimoni.

  1. Media training

Dalam media training kami akan mengadakan seminar ekslusif untuk wartawan mengenai perkembangan penelitian terbaru pada cara-cara alternatif untuk menghentikan kecanduan rokok.

Lokasi: Aula Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo, Salemba
Tanggal: Jumat, 28 November 2008
Waktu: Pk 10.00-12.30
Peserta: Prof. dr. Zubairi Djoerban (pembicara), staf komite, semua wartawan TV
dan harian desk kesehatan.

  1. Media release

Dalam media release kali ini komite kami akan mengirim release mengenai tuntutan yang sedang diperjuangkan komite agar Depdiknas memasukan kurikulum tentang bahaya merokok ke dalam materi sekolah sejak jenjang SD-SLTP dan agar Departemen Kesehatan menetapkan sekolah-sekolah sebagai area bebas rokok. Tujuan dari tuntutan ini adalah agar para generasi muda kita tidak tercemar oleh rokok. Tanggal 1 Desember rilis mengenai hal ini dikirimkan ke semua rekanan media komite di semua kota-kota besar Indonesia.

  1. Media site visit

Untuk aktivitas media site visit, Komite Anti Rokok Indonesia akan mengadakan kunjungan sosial ke bangsal paru-paru yang berada di RSCM.
Semua donasi bagi pasien kurang mampu didapat dari partisipasi konsumen pasta gigi Close Up.

Dalam kunjungan ke bangsal paru-paru ini kami Herjunot Ali diikutsertakan sebagai duta dari komite dan juga Andi, seorang mantan perokok akut yang selamat dari emfisema akut akan member testimoninya.
Lokasi: Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta
Tanggal: Kamis 18 Desember 2008
Waktu: Pk 09.00-11.30
Peserta: Herjunot Ali, Andi, media, komite
Jadual:
09.00-09.30 Snack dan registrasi
09.30-10.00 Kata sambutan dari pihak Unilever, komite, dan RSCM,
penyerahan bantuan secara simbolik
10.00-10.30 Testimoni oleh Andi
10-30-11.30 Kunjungan ke bangsal penyakit paru-paru bersama Herjunot Ali

  1. Media gathering

Untuk media gathering yang kedua dan terkhir di tahun 2008, komite akan mengadakan tanding persahabatan futsal antara media dengan komite anti rokok Indonesia dengan tujuan mempererat hubungan antara komite anti rokok Indonesia dengan media.

Lokasi : Senayan
Tanggal: Selasa, 23 Desember 2008
Waktu : Pk 17.00-18.30
Peserta : rekan media dan staf komite




Ceritanya, semester 5 saya dapet mata kuliah Print Media Production Workshop. Tugasnya bikin majalah lagi, kali ini lebih serius-satu semester kita menggodok konsep majalah, bikin business proposalnya, presentasi, dan tentunya mencetak satu edisi beneran. Majalah kelompok saya namanya Brondong Jagung, freemag bulanan pertama yang mengangkat industri film lokal-sangat idealis pokoke! ;D

Berdasarkan kocokan (oiya, dari dulu, semua pembagian tugas dalam kelompok saya selalu dipecahkan dengan undian kertas ala arisan emak2. Kalo anak kecil bisa menyelesaikan masalah hidup dengan hompimpa-gambreng, kenapa kita nggak? kita kan sekumpulan mahasiswa edan! XD) saya dapet-salah satunya-artikel klasik&tokoh, yang berisi momen sejarah film lokal. Saya langsung inget grup lawak kecintaan saya...well, ini dia ceritanya...

klasik&tokoh

Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang

Satu hari, Kasino dan Nanu berjongkok di teras, asyik mengelap kaca jendela rumah kos mereka.

Indro melintas dengan membawa tangga. Mendadak, karena ingin menyapa seorang gadis penghuni kos yang cantik, Indro berputar dan pecahlah kaca jendela itu karena tersambar tangganya.

Takut disuruh ganti rugi oleh penjaga kos yang galak (Us Us), yang sedang berada di dalam rumah, Kasino dan Nanu tetap mengelap area di dalam kusen jendela yang sudah tidak ada kacanya itu. Si penjaga kos lantas bertanya keributan apa yang barusan terjadi.

Kasino dan Nanu dengan cerdik berlagak budek,mereka malah komat-kamit berdua tanpa suara, seakan memang masih ada jendela yang membatasi.

Penjaga kos yang sangar itu pun berjalan mendekat, sambil meminta Kasino dan Nanu memakai pembersih kaca.

Kasino dan Nanu masih pura-pura bolot. Penjaga kos mendekat sampai wajahnya sejajar dengan kusen jendela. Ia berteriak keras-keras meminta mereka menyemprotkan pembersih kaca.

Dono yang berjalan lewat di belakang Kasino dan Nanu tentu saja menjadi heran dan lantas secara otomatis ia menyemprot ‘jendela’ yang sedang dibersihkan teman-temannya.

Muka penjaga kos pun jadi berlumuran busa.

Itu adalah salah satu episode paling tidak terlupakan dari serial film Warkop DKI yang saya tonton saat kecil. Ketika itu, film-film warkop menjadi semacam jembatan yang menghubungkan saya sebagai anak kecil dengan kakek saya yang sudah tua. Adanya jarak usia 71 tahun di antara kami membuat ia menjadi sosok asing yang tidak saya mengerti dan cara berbicaranya yang tidak jelas terkadang membuat saya bingung. Namun saat film Warkop dimulai, kami akan duduk di ruang tengah dan tertawa bersama melihat Dono yang selalu sial maupun Kasino yang selalu punya akal bulus.


Berawal dari Radio

Sebelum dikenal dengan nama Warkop DKI, grup lawak legendaris Indonesia ini awalnya bernama Warkop Prambors. Grup ini memang mengawali karirnya dengan siaran di Radio Prambors. Formasi awal grup ini terdiri atas: Nanu (nama asli Nanu Mulyono), Rudy Badil, Dono (Wahjoe Sardono), Kasino (Kasino Hadiwibowo) dan Indro (Indrodjojo Kusumonegoro). Nanu, Rudy, Dono dan Kasino adalah mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Jakarta sedangkan Indro kuliah di Universitas Pancasila Jakarta.

Acara Prambors itu bertajuk Obrolan Santai di Warung Kopi, merupakan garapan dari Temmy Lesanpura, Kepala Bagian Programming Prambors. Ide awal obrolan Warkop Prambors berawal dari dedengkot radio Prambors, Temmy Lesanpura. Radio Prambors meminta Hariman Siregar, dedengkot mahasiswa UI untuk mengisi acara di Prambors. Hariman pun menunjuk Kasino dan Nanu, sang pelawak di kalangan kampus UI untuk mengisi acara ini. Ide ini pun segera didukung oleh Kasino, Nanu, dan Rudy Badil, lalu disusul oleh Dono dan Indro. Obrolan Santai di Warung Kopi meraih sukses besar. Mungkin seperti acara siaran komedi Tikus (Tika-Udjo-Yosi dari Project Pop) yang dulu pernah mengudara tiap Jumat malam di Hard Rock FM. Saking banyaknya fans, setiap acara tiba, pisang goreng, ketan pakai kelapa parut, dan banyak makanan lain, menumpuk di studio. Kebanyakan yang mengirim adalah ibu-ibu. Mereka pun menjadi laris, sebagai penjual tawa.

Goes to Stage

Sukses di radio, grup ini mulai merambah panggung dengan mengisi acara-acara panggung hiburan. Sayangnya, Rudy yang semula ikut Warkop saat masih siaran radio, tak berani ikut Warkop dalam melakukan lawakan panggung, karena demam panggung (stage fright). Dono pun awalnya saat manggung beberapa menit pertama mojok dulu, karena masih malu dan takut. Setelah beberapa menit, barulah Dono mulai ikut berpartisipasi dan mulai kerasan, hingga akhirnya terus menggila hingga akhir durasi lawakan.

Penampilan live pertama Warkop sebenarnya adalah di prom nite SMP IX yang diadakan di Hotel Indonesia pada tahun 1976. Dono, Kasino, Indro, dan Nanu gemetar hebat dan hasilnya bisa dibilang tidak terlalu sukses. On the bright side, itulah pertama kali Warkop menerima honor berupa uang transport sebesar Rp 20.000. Uang itu dirasakan para personil Warkop besar sekali, tapi akhirnya habis untuk mentraktir makan teman-teman mereka.Berikutnya mereka manggung di Tropicana. Sebelum naik panggung, kembali seluruh personel komat-kamit dan panas dingin, tapi ternyata hasilnya kembali lumayan.

Baru pada acara Terminal Musikal (asuhan Mus Mualim), grup Warkop Prambors baru benar-benar lahir sebagai bintang baru dalam dunia lawak Indonesia. Sejak itulah honor mereka mulai meroket, sekitar Rp 1.000.000 per pertunjukan. Hitung-hitung dibagi empat orang, setiap personil mendapat jatah Rp 250.000

Dono, Kasino, Indro, Nanu pun jadi dikenal dengan nama Dono-Kasino-Indro atau DKI (yang merupakan pelesetan dari singkatan Daerah Khusus Ibukota). Ini karena nama mereka sebelumnya Warkop Prambors memiliki konsekuensi tersendiri. Selama mereka memakai nama Warkop Prambors, maka mereka harus mengirim royalti kepada Radio Prambors sebagai pemilik nama Prambors. Maka itu kemudian mereka mengganti nama menjadi Warkop DKI, untuk menghentikan praktek upeti itu.

Kelebihan Warkop dibandingkan grup lawak lain, adalah tingkat kesadaran intelektualitas para anggotanya. Karena sebagian besar adalah mahasiswa (yang kemudian beberapa menjadi sarjana), maka mereka sadar betul akan perlunya profesionalitas dan pengembangan diri kelompok mereka. Ini dilihat dari keseriusan mereka membentuk staf yang tugasnya membantu mereka dalam mencari bahan lawakan. Warkop DKI didukung oleh staf-staf professional di balik tiap penampilan mereka. Dalam dunia lawak masa itu, kehadiran Kasino dan kawan-kawan mengembuskan angin segar. Mereka bukan lagi mengesankan orang udik, tidak makan bangku sekolah, dan mengandalkan plesetan bicara, seperti yang sering dikesankan pelawak sebelumnya. Kelompok Warkop mewakili generasi pelawak terpelajar, yang memiliki warna baru dalam membanyol.

Warkop di Dunia Film

Setelah puas manggung dan mengobrol di udara, Warkop mulai membuat film-film komedi yang selalu laris ditonton oleh masyarakat. Dari filmlah para personil Warkop mulai meraup kekayaan berlimpah. Dengan honor Rp 15.000.000 per satu film untuk satu grup, kontan mereka pun kebanjiran uang, karena hampir tiap tahun membintangi satu film di dekade 1980-an. Malah beberapa tahun ada dua film Warkop sekaligus. Sejarah mencatat, dalam film Maju Kena Mundur Kena, Kasino dan kedua kawannya masuk dalam kelompok artis yang pernah dibayar paling mahal. Khas dengan banyolan slapstick ala Warkop, film-film mereka menjadi bagian dari dunia perfilman Indonesia pada jaman retro. Film-film mereka bisa dibilang abadi, menjadi sebuah karya klasik yang tak lekang dimakan waktu. Simak saja judul-judul seperti Chips, Mana Tahaan, IQ Jongkok, Setan Kredit, dll. Film-film itu masih sering diputar ulang di televisi swasta dan meski 20 tahun telah berlalu, entah kenapa kita masih tertawa melihatnya. Film-film itu juga mengangkat nama bintang-bintang seksi pada masanya, seperti Camelia Malik, Eva Arnaz, Ita Purnama,Rahayu Effendi, Nourma Yunita, dan kawan-kawan. Warkop DKI memang tidak pernah lepas dari bintang-bintang cantik nan bohai.

Dalam era televisi swasta dan menurunnya jumlah produksi film, Warkop DKI yang kini tinggal bertiga pun lantas memulai serial televisi sendiri. Warkop Millennium adalah sebuah sinetron di televisi yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh. Indro Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh Karina Suwandi. Kasino Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri Roweina Umboh. Dono Berperan sebagai kakak dari Karina Suwandi sekaligus iparnya dari Indro. Kasino dan Roweina adalah tetangga dari Indro, Karina, dan Dono. Serial ini tetap dipertahankan selama beberapa lama walaupun Kasino tutup usia di tahun 1998 karena tumor otak. Nanu sendiri sudah meninggal lebih lama karena sakit liver dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta. Setelah Dono juga terserang kanker paru dan meninggal di tahun 2000, Indro menjadi satu-satunya personel Warkop dan Warkop Millenium tidak dilanjutkan lagi meski pemain-pemain pengganti sempat masuk seperti Taufik Savalas (yang kini juga sudah almarhum).


Warkop’s Facts Revealed!

· Indro adalah anggota termuda Warkop DKI, di saat anggota yang lain sudah menduduki bangku kuliah, Indro masih pelajar SMA.

· Dari semua personil Warkop, mungkin Dono lah yang paling intelek, walau ini agak bertolak belakang dari profil wajahnya yang 'ndeso' dan perannya yang selalu sial. Setelah lulus kuliah, Dono menjadi asisten dosen Sosiologi di FISIP UI

· Hingga akhir hayatnya Nanu, Dono, dan Kasino tercatat sebagai anggota pencinta alam Mapala UI.

· Salah satu staf pendukung warkop yang bertugas mengumpulkan bahan lawakan, melakukan survei lokasi (di kota atau daerah sekitar tempat Warkop akan manggung), dan melakukan pekerjaan pembantu seperti menyetrika kostum para personil Warkop, kemudian menjadi pentolan grup lawaknya sendiri. Dia adalah Dedy Gumelar alias Mi’ing Bagito.

· Tidak seperti personel Warkop lainnya, Indro merupakan seorang perokok berat sejak usia 11 tahun. Dalam kurun waktu 30 tahun ia merokok 5 pak per hari, bisa lebih jika sedang syuting. Baru Maret 1998 ia berhenti. Belakangan dalam sebuah kampanye anti rokok ia mengakui rasa bersalahnya pada Dono dan Kasino almarhum karena telah menjadikan mereka perokok pasif.

· Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik oleh komponis Henry Mancini tanpa izin atau mencantumkan namanya dalam film.

· Kasino ternyata memiliki julukan akrab Seky dari teman-temannya, yang berarti si pesek.

Filmografi

· Mana Tahaaan... (1979) bersama Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi

· Gengsi Doong (1980) bersama Camelia Malik

· Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi, Dorman Borisman, dan Dana Christina

· GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa, dan Itje Trisnawati

· Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz dan Dorman Borisman

· IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Alicia Djohar

· Setan Kredit (1981) bersama Minati Atmanegara dan Alicia Djohar

· Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar, dan Pietrajaya Burnama

· Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan Chintami Atmanegara

· Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us

· Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Us Us, dan Nourma Yunita

· Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, dan Aminah Cendrakasih

· Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou, Aminah Cendrakasih, Wieke Widowati dan Us Us.

· Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Leily Sagita, Lia Warokka, Lina Budiarti, Kaharuddin Syah, dan Fanny Bauty.

· Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Chintami Atmanegara, Lelly Sagita, Wieke Widowati, dan Advent Bangun

· Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami, dan Wolly Sutinah

· Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara

· Depan Bisa Belakang Bisa (1987) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik

· Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina dan Timbul

· Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok

· Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman, Yurike Prastika, Ira Wibowo, dan Nia Zulkarnaen

· Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton

· Godain Kita Dong (1989) bersama Liza Patzy, Ida Kusumah dan Tarsan

· Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Sherley dan Eva Arnaz

· Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina

· Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sally Marcellina

· Bisa Naik Bisa Turun (1991) bersama Kiki Fatmala dan Sally Marcellina

· Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fotunella, Hengky Solaiman

· Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella dan Sally Marcellina

· Salah Masuk (1992) bersama Gitty Srinita dan Angel Ibrahim

· Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari

· Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati

· Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita, dan HIM Damsyik

· Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina dan Taffana Dewi

Profil

Indro Warkop

Nama: Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro

Tempat/Tanggal Lahir: Purbalingga, Jawa Tengah, 8 Mei 1958

Pendidikan Terakhir: Sarjana Ekonomi, Universitas Pancasila

Karir:

· Penyiar Radio Prambors (1977-1980)

· Pimpinan PASKI (Persatuan Seniman Komedi Indonesia)

Kasino Warkop

Nama: Drs. Kasino Hadiwibowo

Tempat/Tanggal Lahir: Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, 15 September 1950

Meninggal: Jakarta, 16 Desember 1997

Pendidikan Terakhir: Jurusan Ilmu Administrasi Niaga, Universitas Indonesia

Karir:

· Penyiar Radio Prambors (1974-1980)

· Direktur Klinik Spesialis Rawamangun (sampai 1983)

· Pimpinan Warung Kopi Corporation

Dono Warkop

Nama: Drs. H. Wahjoe Sardono

Tempat/Tanggal Lahir: Solo, 30 September 1951

Meninggal: Jakarta, 30 Desember 2001

Pendidikan Terakhir: Jurusan Sosiologi, Universitas Indonesia

Karir:

· Penyiar Radio Prambors (1974-1980)

· Asisten Dosen Jurusan Sosiologi – Fakultas Ilmu Sosial UI (1974- 1980)

· Dosen Jurusan Sosiologi – Fakultas Ilmu Sosial UI